بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم

Berkongsi segala ilmu dengan harapan agar dapat bersama memperjuangkan cita-cita murni sebagai masyarakat yang bermaruah dan beretika selaras dengan ajaran ISLAM.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Saturday 12 November 2011

QS: Al Baqarah 2: 26


QS: Al Baqarah 2: 26
2:26
[26]
Sesungguhnya Allah tidak malu membuat perbandingan apa sahaja, (seperti) nyamuk hingga ke suatu yang lebih daripadanya (kerana perbuatan itu ada hikmatnya), iaitu kalau orang-orang yang beriman maka mereka akan mengetahui bahawa perbandingan itu benar dari Tuhan mereka; dan kalau orang-orang kafir pula maka mereka akan berkata: “Apakah maksud Allah membuat perbandingan dengan ini?” (Jawabnya): Tuhan akan menjadikan banyak orang sesat dengan sebab perbandingan itu, dan akan menjadikan banyak orang mendapat petunjuk dengan sebabnya; dan Tuhan tidak akan menjadikan sesat dengan sebab perbandingan itu melainkan orang-orang yang fasik;

ASBABUNNUZUL
(QS AL-BAQARAH 2:26)
  Diriwayatkan At-Tabari bahawa Allah menurunkan ayat ini sebagai bantahan atas anggapan dan perkataan segelongan orang kafir yang ingkar terhadap al-quran yang mengatakan “Allah malu menjadikan permisalan dengan sesuatu yang kecil dan remeh, sekecil lalat, semut dan makhluk kecil lainnya“. Sesungguhnya, hal itu tidak pantas untuk diucapkan mereka. (Lubabun Nuqul : 8)


Tafsir Ibnu Kasir
       As-Saddi dalam kitab tafsirnya meriwayatkan, Ibnu Abas dan Ibnu Mas’ud menjelaskan ayat ini,“ Allah swt telah memberikan dua perumpamaan orang-orang munafik sebagaimana disebutkan dalam ayat sebelumnya. Orang-orang munafik kemudian mencibir perumpamaan itu . Setelah itu, turunlah ayat ini yang menegaskan mereka yang mencibir adalah orang-orang yang rugi “.
    Sa’id meriwayatkan Qatadah berkata “Allah SWT tidak pernah segan mengambil perumpamaan sekecil apa pun demi tegaknya kebenaran. Bahkan, Allah SWT telah membuat perumpamaan seekor lalat dan labah-labah. Mereka yang sesat dan rugi  tersebut berkomenter ‘apa maksud Allah SWT mengambil perumpamaan ini ?’ setelah itu, turunlah ayat ini “ .
     Abu Ja’far Ar-Razi meriwayatkan, Rabi bin Anas berkata “nyamuk ini diumpamakan kehidupan dunia jika kelaparan nyamuk akan selalu hidup. Sebaliknya, jika keyang dan badannya mengemuk nyamuk mati. Begitu juga orang-orang yang ada didunia, jika mereka tenggelam dengan kehidupan dunia, Allah SWT akan segera menghentikan mereka “ .
     Maksud kata [atau yang lebih kecil dari itu] bahawa Allah SWT bisa sahaja mengambil perumpamaan dengan makhluk yang lebih besar daripada nyamuk . Dengan kata lain mengambil perumpamaan yang jenisnya lebih besar secara nilai, bukan fizik .
     Mujahid menegaskan, perumpamaan-perumpamaan tersebut hendaknya diimani sebagai kebenaran dari Allah SWT. Keimanan inilah yang menjadi jalan turunnya hidayah Allah SWT. (Al-Nisbah Al-Munir fi Tahzib Tafsir Ibnu Kasir , 1999:38-39)


~ V Al-fatihah to Ku Azmiza and me :) Barakallah ~

No comments: