بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم

Berkongsi segala ilmu dengan harapan agar dapat bersama memperjuangkan cita-cita murni sebagai masyarakat yang bermaruah dan beretika selaras dengan ajaran ISLAM.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Sunday 29 April 2012

Sempit Hati....

Hati yg lapang dapat diibaratkan seperti lapangan yg luas membentang walaupun ada anjing ada ular ada kalajengking dan ada aneka binatang buas lain, pastilah lapangan akan tetap luas.Sebaliknya hati yg sempit dapat diibaratkan ketika kita berada di sebuah kamar mandi yang sempit baru berdua dgn tikus saja pasti jadi masalah. Belum lagi jika dimasukkan singa atau harimau yg sedang lapar pastilah akan lebih bermasalah lagi.

Entah kenapa kita sering terjebak dalam fikiran yg membuatkan hari-hari kita menjadi hari-hari yg tak aman. membuatkan fikiran kita menjadi keruh dan penuh dengan rencana-rencana buruk. Waktu demi waktu yg dilalui sering kali diwarnai keadaan hati yg mendidih bergolak penuh ketidaksukaan terkadang kebencian bahkan wujud dendam kesumat.Sungguh menderita orang-orang yg diseksa oleh kesempitan hati. Dia akan mudah sekali tersinggung dan kalau sudah tersinggung seakan-akan tiada kemaafan.

Berkata dgn arif
“Kita ini adalah anak-anak dari keadaan walau kita berbuat kebaikan bagaimanapun juga tetap saja akan ada orang yg mencela dan menghina. Sebab pencelaan penghinaan bukan selama krn kita ini tercela atau terhina. Pastilah dalam kehidupan ini ada saja manusia yg suka menghina dan mencela”. Nabi Muhammad SAW manusia yg sempurna tetap saja pernah dihina dicela. Bagaimana mungkin kita ini tak ada yg menghina ? Padahal kita ini memang hina.

Hidup kita di dunia ini hanya satu kali dan belum tentu panjang umur.. Amat rugi kalau kita tak dapat menjaga suasana hati ini. Camkanlah bahwa kekayaan yg paling mahal dalam mengharungi kehidupan ini adalah suasana hati kita ini. Walaupun rumah kita sempit tapi kalau hati kita ‘plooong’ lapang akan terasa luas.Walaupun kenderaan kita murahan tapi kalau hati kita indah akan tetap terhormat. Walaupun kulit kita kehitam-hitaman tapi kalau batinnya jelita akan tetap mulia. Sebaliknya apa erti rumah yg lapang kalau hati sempit?! .
Bagaimana cara kita mengatasi sempit hati?
  1. kita harus sangat siap untuk terkecewakan sebab hidup ini tak akan selama sesuai dengan keinginan kita.
  2. jangan terlalu ambil pusing sebab kita akan jadi rugi oleh fikiran kita sendiri. Yang membagikan rezeki adalah ALLAH yg mengangkat darjat adalah ALLAH yg menghinakan juga ALLAH. Mati-matian orang menghina, maka yakinlah kita tak akan hina dengan penghinaan orang. Kita hina sebab kelakuan hina kita sendiri..
Dikisahkan ketika Nabi Isa as dihina ia tetap senyum tenang dan mantap tak sedikitpun ia menjawab atau membalas dengan kata-kata kotor mengiris tajam seperti yg diucapkan si penghinanya. Ketika ditanya oleh sahabat-sahabat “Ya Rabi, kenapa engkau tak menjawab dgn kata-kata yg sama ketika engkau dihina malah engkau menjawab dgn kebaikan ?” Nabi Isa as menjawab : “sebab tiap orang akan menafkahkan apa yg dimilikinya. Kalau kita memiliki keburukan maka yg kita nafkahkan adalah keburukan, kalau yang kita miliki kemuliaan maka yg kita nafkahkan juga kata-kata yg mulia. 

Makin mudah kita tersinggung apalagi hanya dgn hal-hal yang remeh akan makin sengsara hidup ini. Maka, kita harus menjadikan orang-orang yg menyakiti kita sebagai ladang amal sebab kalau tak ada yg menghina menganiaya atau menyakiti bila kita dapat memaafkan ? Kalau dia masih muda anggap saja mungkin dia belum tahu bagaimana bersikap kepada yg tua daripadanya. Kalau ada orang tua yg memarahi kita, jangan tersinggung mungkin dia ingin mendidik kita atau khilaf krn terlalu tuanya. Yang pasti makin kita pemaaf makin kita berhati lapang makin kita memahami orang lain, maka akan makin aman dan tenteramlah hidup kita ini.


~ Credit to Ku Azmiza :) Barakallah ~

Saturday 14 April 2012

QS AL-Baqarah , 2 : 62

Menurut al-wahidi dari mujahid , ayat ini berkaitan dengan salaman al-farisi ketika dia bertanya kepada rasulullah saw tentang nasib sahabatnya-sahabatnya yang meninggal sebelum islam datang . Rasulullah saw menjelaskan mereka tentang cara shalat dan ibadah mereka. lalu rasulullah saw bersabda bahwa mereka akan dimasukkan kedalam neraka. Maka dari itu , salman berputus asa , “seolah-olah gunung menimpa kepalaku .” Kemudian , turunlah ayat ini sehingga salman bersenang hati dan berkata “seakan anugerah besar yang dilimpahkan kepadaku.”(lubabun nuqul:9)


ASBABUNNUZUL
Tafsir ibnu kasir
Dalam ayat ini Allah swt menerangkan keadaan orang-orang yang sentiasa mendapat rahmat dari Allah swt . Barang siapa yang beriman kepada Allah swt dan hari akhirat serta beramal saleh dengan mengikuti semua petunjuk yang dibawa para rasul-nya , niscaya akan mendapatkan kebahagiaan abadi di dunia dan akhirat . Mereka tidak pernah berasa sedih karena sepanjang hidup selalu dianaungi rahmat Allah swt dan diakhirat ditempatkan di syurga-nya .
Rasulullah saw menegaskan , keimanan seseorang yahudi adalah mengimani taurat dan mengikuti syariat nabi musa sampai datangnya nabi isa . Setelah itu , mereka harus mengikuti syariat yang dibawa nabi isa karena syariatnya merupakan pelengkap syariat sebelumnya . Jika tidak begitu , bererti mereka telah kufur . Keimanan seorang nasrani adalah mengimani injil dan mengikuti petunjuk nabi isa sampai datangnya rsulullah saw . Setelah itu , mereka harus mengikuti petunjuk rasulullah saw. Jika tidak , mereka telah berbuat kesalahan dan akan dimasukkan ke dalam neraka. (al-misbah al-munir fi tahzib ibnu kasir , 1999 : 53-54)


~ Credit to Ku Azmiza :) Barakallah ~

Sunday 8 April 2012

QS AL-Baqarah , 2 : 76

    Mujahid berkata bahwa rasulullah saw berdiri pada perang quraizah di bawah benteng-benteng pertahanan mereka . Beliau berteriak , “wahai saudara-saudara kera ! wahai para hamba-hamba tagut !” mereka menjawab “siapakah yang mengabarkan keadaan kita ini kepada muhammad ? sesungguhnya , tidak keluar panggilan ini terkecuali dari diri kalian sendiri kemudian turunlah ayat ini .” ibnu abbas mengatakan bahwa jika bertemu dengan kaum mukmini , mereka berkata “kami telah beriman. “ Akan tetapi , ketika berkumpul dengan sesamanya , mereka berkata “apakah orang-orang arab berkata tentang hal ini ? ” diriwayatkan oula oleh as-sassi bahwa ayat ini turun berkenaan dengan segolongan yahudi yang beriman kemudian mereka nifak . Ketika masih beriman , mereka sering mendatangi orang-orang mukmin arab dan menceritakan kebenaran rasulullah saw dalam taurat . Kemudian , mereka saling menyalahkan . (lubabun nuqul 9-10)




ASBABUNNUZUL
Tafsir ibnu kasir
     Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang munafik ketika bertemu dengan orang mukmin, mereka mengatakan bahwa mereka juga beriman. Namun, ketika kembali kepada kelompok mereka, sikapnya berubah . Mereka berkata , “janganlah kalian menceritakan kepada mereka tentang kenabian Rasulullah saw .” mereka telah mengetahui kenabian muhammad saw karena telah disebutkan dalam kitab taurat . Dalam kitab mereka itu, diterangkan bahwa suatu saat akan datang seseorang bernama muhammad yang kelak diangkat sebagai nabi dan rasul bagi umat islam .
    Hasan al-bashir menegaskan, maksud dari ayat ini adalah ketika kaum yahudi bertemu dengan orang mukmim, dimanapun mereka berada, mereka berkata dan selalu menganjurkan berkata kepada sesama mereka, “kami beriman.” ketika kembali kepada sesama mereka, mereka berkata, “janganlah kalian bercerita tentang kebenaran yang ada dalam kitab kalian kepada bangsa arab . Hal itu karena mereka akn menyanggah dan membantah kalian di hadapan Allah. ” ibnu abi hatim, 1/239 . (al-misbah al-munir fi tahzib tafsir ibnuj kasir , 1999 : 58)


~ Credit to Ku Azmiza :) Barakallah ~

Wednesday 4 April 2012

Jika Allah Tidak Lagi Ditakuti


    Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu? Barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS Ali Imran , 3 : 101)
      Bayangkan ada dua orang. Salah satunya tahu betul bahwa ia akan bertemu dengan Allah dan menyedari bahwa setiap tindakannya ada pertangungjawaban. Satu lagi, sebaliknya, beranggapan ia tidak harus berhubung dengan orang lain. Tentu saja, terdapat berbezaan ketara bagaimana kedua orang ini mengondisikan dirinya.
   Seseorang yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah hampir pasti menyukai perbuatan dosa dan mengabaikan tindakan yang tidak bermoral bila ia merasa senang melakukannnya. Misalnya, seseorang yang sanggup membunuh manusia tanpa alasan  jelas atau bukan untuk kepentingan kemanusiaan , melakukan hal itu kerana ia tidak takut kepada Allah . Jika ia memegang teguh keimanan kepada Allah dan hari akhir, ia tidak akan sanggup melakukan apa pun yang tidak bisa dipertanggungjawabkanya di hari akhir kelak .
     Dalam Al-Quran, sejarah putra-putra Nabi Adam as, diberikan sebagai contoh untuk menggugat perhatian kita tentang perbezaan ketara antara orang yang takut dan tidak kepada Allah. Lihat (QS Al-Ma’idah, 5 : 27-28)


~ Credit to Ku Azmiza :) Barakallah ~